Tweet
Saat ini aku terendap lara
Tenggelam didalam penyesalan
Ketika semua seakan pergi
Hempaskan aku di jalanmu
Diatas kertas putih ini
Ku goreskan hitamnya jiwa
Bersama lautan dosa
Tergambar jelas di satu sisi
Sucikan tuhan jiwaku
Biarkanlah meraihmu
Menembus dimensi waktu
Kembali dijalanmu
Jumat, 06 Mei 2011
Alam Bumi Tua
Tweet
Puisi Alam Bumi Tua ini adalah Puisi Bumiku Murka terbaru 2011 menggambarkan tentang alam semesta murka karena ulah manusia, dan langsung baca Puisi Bumiku Murka di bawah ini.
Aku Kamu dan Pertanyaanku
Tweet
Tuhan mengapa kau pertemukanku dengannya
jika pertemuan itu hanya membuatku terluka
mengapa kau tumbuhkan cinta dihati ini
jika cinta itu hanya membuatku kecewa
mengapa semua ini harus terjadi kepadaku
sudah cukup aku merasakan pedih ini
jika pertemuan itu hanya membuatku terluka
mengapa kau tumbuhkan cinta dihati ini
jika cinta itu hanya membuatku kecewa
mengapa semua ini harus terjadi kepadaku
sudah cukup aku merasakan pedih ini
tuhan jika boleh aku meminta
aku ingin mengenal dirinya lebih dekat
aku ingin dia merubah sikapnya padaku , yg selalu membuatku kecewa
aku ingin mengenal dirinya lebih dekat
aku ingin dia merubah sikapnya padaku , yg selalu membuatku kecewa
Tuhan jika boleh aku berharap
aku sangat ingin memilikinya
Tuhan jika boleh aku jujur
sungguh aku merindunya
aku sangat ingin memilikinya
Tuhan jika boleh aku jujur
sungguh aku merindunya
Tuhan izinkan aku merasakan dan mendapatkan semua itu
walau itu hanya untuk sekejab saja
tapi jika engkau tidak mengizinkan
jauhkanlah dia dariku
bila dia teruz didekatku
hanya membuatku terluka dan rapuh
walau itu hanya untuk sekejab saja
tapi jika engkau tidak mengizinkan
jauhkanlah dia dariku
bila dia teruz didekatku
hanya membuatku terluka dan rapuh
Saat Cinta Datang
Tweet
Ya Rabb cinta buat diriku lemah
coba tuk bertahan
tiap desiran dihatiku makin kuat
buatku rapuh
coba tuk bertahan
tiap desiran dihatiku makin kuat
buatku rapuh
Penyesalan Terhadapmu
Tweet
Semua yang telah berlalu
t’lah membuatku mengingkari janjiku sendiri
janji yang membawa penyesalan
t’lah membuatmu kecewa
t’lah membuatmu berpaling dari hati ini
t’lah membuatku mengingkari janjiku sendiri
janji yang membawa penyesalan
t’lah membuatmu kecewa
t’lah membuatmu berpaling dari hati ini
Dalam tidur setiap malamku
terlelap dalam gelap berharap mendapat ketenangan
ketenangan dan ketentraman yang kuharap
hanya impian semata
terlelap dalam gelap berharap mendapat ketenangan
ketenangan dan ketentraman yang kuharap
hanya impian semata
Karena ketenangan dan ketentraman
berada dalam dirimu DEWI
Maafkan aku atas semua kebodohanku
maafkan aku atas penyia-nyiaan ku terhadapmu DEWI
berada dalam dirimu DEWI
Maafkan aku atas semua kebodohanku
maafkan aku atas penyia-nyiaan ku terhadapmu DEWI
Sugguh ke mencintai, menyayangi dan mengasihi dirimu
By Fauzan Jani
Menantang sang surya
Tweet
dalam dinginnya malam ini kadang kuteringat akan dirimu …
teringat ketika senyummu masih untukku …
yang selalu hadir dalam mimpiku …
yang sampai saat ini masih terbayang dipelupuk mataku …
teringat ketika senyummu masih untukku …
yang selalu hadir dalam mimpiku …
yang sampai saat ini masih terbayang dipelupuk mataku …
Di Dalam Jiwaku
Tweet
di dalam jiwaku
tersimpul berjuta bayang
yang ingin sekali
terurai menjadi pijar pijar cinta yang suci
menjadi lentera lentera malam yang tenang
menjadi butiran mutiara yang bersinar
menjadi eter yang melingkupi semesta
dengan penuh cinta tulus terjaga
di dalam jiwaku terukir beribu kalam ilahi
menjadi syair syair rabbani
menjadi syiar syiar damai
By Kang Oyot
di dalam jiwaku
tersimpul berjuta bayang
yang ingin sekali
terurai menjadi pijar pijar cinta yang suci
menjadi lentera lentera malam yang tenang
menjadi butiran mutiara yang bersinar
menjadi eter yang melingkupi semesta
dengan penuh cinta tulus terjaga
di dalam jiwaku terukir beribu kalam ilahi
menjadi syair syair rabbani
menjadi syiar syiar damai
By Kang Oyot
Khayalanku
Tweet
Jauh dari sana khayalan ku datang
Membawa segelas kehormatan jiwa
Dengan segenap raga menemani setiap langkah
Memeberi kuasa yang terindah
Membawa segelas kehormatan jiwa
Dengan segenap raga menemani setiap langkah
Memeberi kuasa yang terindah
Satu Januari Sebelum Pagi
Tweet
Satu Januari sebelum pagi
langit ditenangkan
oleh kelelahan kita
damainya menyadarkanku
bahwa langit meminta catatan
tentang siapa aku
saat matahari diterbitkan
langit ditenangkan
oleh kelelahan kita
damainya menyadarkanku
bahwa langit meminta catatan
tentang siapa aku
saat matahari diterbitkan
ah… matahari esok pagi
masih ditenangkan
masih oleh kelelahan kita
masih ditenangkan
masih oleh kelelahan kita
By Muis
Dunia Tanpa Suara
Tweet
Suara dan kehidupan
kedua unsur tak terpisahkan
Menghiasi setiap segi di dunia
Meluapkan kebersamaan sosial
kedua unsur tak terpisahkan
Menghiasi setiap segi di dunia
Meluapkan kebersamaan sosial
GURU
Tweet
GURU…
Kala hampa akan ilmu menyelimuti
Saat rebah kemiskinan mengalir dalam
Nan deru kebodohan menggaung gema
Kaulah pelita ilmu penyelamat bangsa
Tanpamu bangsa Alfa ilmu
GURU…
Kala hampa akan ilmu menyelimuti
Saat rebah kemiskinan mengalir dalam
Nan deru kebodohan menggaung gema
Kaulah pelita ilmu penyelamat bangsa
Tanpamu bangsa Alfa ilmu
Berburu Beruang
Aku dikagetkan oleh suara batu yang dilempar ke pinggir kolam, di samping tempatku duduk mencangkung mengamati ikan-ikan. Aku menoleh ke belakang, dan melihat Mas Burhan tersenyum lebar. Akhirnya, ia bangun juga dari tidurnya. Tanpa basa-basi, bahkan setelah lama tidak jumpa, dari mulutnya keluar kalimat tantangan, “Kamu mau berburu hiu atau berburu beruang?”
Aku diam sejenak, lalu menjawab, “Kita berburu beruang saja.”
“Ah, kalau gitu, tunggu apa lagi! Bikinlah tombak untuk dua orang, aku mau cuci muka dulu!”
Klown dengan Lelaki Berkaki Satu
Tom, kau masih ingat kan, ketika ibunya Klown meninggal (badut yang kita sayangi sejak kecil), berduyun-duyun orang bertakziyah (waktu itu kita baru berumur 10 tahun).
Di sudut rumah ini kutemukan pak Klown buru-buru menghapus air matanya. Sesungguhnya air mata itu seperti rangkaian bunga melati yang harum dan jatuh satu per satu!
Aku tercengang!
Ikan Terbang Kufah
Kau tak tahu di mana tubuh Kufah, Kiai Siti, Zaenab, dan ikan-ikan terbang itu menghilang bukan?
Kufah tidak percaya pada akhirnya orang-orang kota benar-benar akan menghancurkan makam Syeh Muso yang menjulur di ujung tanjung yang dikepung oleh hutan bakau dan cericit ribuan bangau. Mereka akan membangun resor di kampung penuh ikan terbang itu.
Kufah keberatan bukan karena nisan Syeh Muso sering menguarkan cahaya hijau yang menyilaukan mata, tetapi jika sewaktu-waktu tanjung itu turut dilenyapkan, ia tidak akan bisa berlama-lama memandang bulan sambil mengecipakkan kaki di kebeningan air laut yang jika pasang tiba, kerap mengempaskan segala benda tak terduga.
Di Kaki Hariara Dua Puluh Tahun Kemudian
Sudah enam puluh tahun hariara itu tegak di pekarangan belakang sekolah itu. Walau usia sudah mengelupas kulit batangnya, namun dia tetaplah yang paling menjulang di antara pepohonan yang ada di sekeliling.
Di ujung akarnya yang menjentang di permukaan tanah, dengan bersila beralaskan tikar pandan, duduklah Kartika Suryani sejak beberapa saat yang lalu.
Malam di Kota Merah
Malam. Malam yang dingin. Angin seperti menghunus pisau dan mengiris setiap inci kulit waktu. Pisau berkilat di mataku. Pisau yang sesungguhnya terarah dengan tepat di antara dua kening.
Cepatlah, sebelum tangan ini lepas dari kendaliku! Teriak lelaki itu dalam getaran yang hebat. Aku tak tahu apakah ia marah atau gentar. Suara keras, namun runtuh sebagai kemurungan. Aku mengambil dompet dan kuserahkan dengan gemetar pula. Ini masalah nyawa, Bung. Satu-satunya. Bukan kematian yang kutakutkan, namun janjiku untuk menemui seseorang tengah malam ini, membuatku tak mungkin mengambil resiko untuk mencumbui ketajaman pisau dan liar kegelisahan di sepasang mata yang nampak mulai berair itu. Ia menangis. Sungguh. Tangisan apa pula yang mengalir deras dari seorang perampok.
Laron
Sedari pagi hujan terus mericis. Hingga menjelang magrib baru liris, menjadi gerimis-gerimis tipis. Ketika langit mulai gelap, dan lampu-lampu rumah dinyalakan, hujan sudah sempurna reda. Satu dua laron mulai muncul dan berputar-putar mengitari lampu di teras rumah. Semakin lama semakin banyak. Bahkan, beberapa sudah mulai menghambur ke dalam rumah, melewati ventilasi dan celah-celah pintu jendela.
Tanpa sepengetahuan bapak, aku membuka pintu depan, sedikit, supaya laron-laron itu bisa masuk ke dalam rumah, dan bisa kuajak bermain dan berbincang-bincang. Tak kurang dari satu menit, laron-laron itu sudah memenuhi ruang tamu, dapur, dan kamar-kamar. Berputar-putar berebut cahaya. Sayap-sayap kecil mereka bertebaran di mana-mana bagai potongan-potongan kertas yang sengaja disemburatkan di pesta ulang tahun atau perayaan-perayaan.
Pemburu Air Mata
Buat penggemar matahari, malam selalu menakutkan. Karena hanya pada malam, semua khayalan tentang iblis dan hantu memiliki tempatnya. Malam entah kenapa selalu memecahkan rongga-rongga dada dan membuat denyut jantung lebih cepat.
Terkadang gemerisik angin terlembut pun entah kenapa tetap membuat helaan napas menjadi lebih berat. Malam adalah waktu di mana hanya boleh dimiliki oleh orang-orang yang menahbiskan dirinya pada kekuatan hati. Benar hanya orang yang berhati kuat yang akan berani menghadapi malam. Seperti para pemberani di desaku. Suatu tempat amat elok di kaki gunung Jaganmantri. Gunung yang kontur tanahnya menyerupai payudara ranum ibu yang baru melahirkan itu benar-benar sangat cantik. Ibu semesta begitu setiap kali ada orang yang bertanya tentang arti Jaganmantri.
Tradisi Telur Merah
Kau tak hendak menghitung. Namun, tahun-tahun yang melintas itu setiap kali mengucapkan salamnya kepadamu. Seolah pamit sembari menerakan jejak yang melekat di dinding ingatanmu.
Nyaris sembilan tahun terlalui. Belum satu dasawarsa, tetapi bukan rentang waktu yang sebentar untuk sebuah penantian. Berapa lama lagi? Masihkah tersisa ketabahan untuk menjalani rentang masa yang tak terkira itu?
Kau sapukan lap basah pada bingkai jendela, menyeka debu yang melekat di sudut-sudutnya. Selalu ada sisa debu meski kau bebersih tiap hari. Akankah tabahmu serupa debu? Selalu ada tiap hari, tertebar di segala sudut? Kau tak tahu.
Adalah melahirkan, yang menjadi angan pertamamu saat laki-laki itu meminangmu. Kau lamunkan dirimu sedang menyusui bayimu sembari bersenandung saat suamimu rebah di dadamu. Bahwa akan kau kisahkan seribu dongeng pada anak-anakmu, pengantar tidur setiap kali kau akan terlelap dalam dekapan hangat suamimu.
Belati dan Hati
Aku mendatangimu dengan dua malaikat di kedua sisiku. Malaikat di sebelah kananku, semenjak hari kelahiranku, hanya mengharapkan aku melakukan kebaikan, lalu menuliskan semua kebaikan itu di dalam jutaan lembar kulit kambing berbungkus kain sutra putih yang selalu didekapnya, dan kulit-kulit itulah yang nanti akan ia bangga-banggakan kepada penciptanya.
Orang-orang Larenjang
Dari pagi ke pagi, mulut-mulut itu, satu demi satu, bagai beralih-rupa menjadi toa. Bila toa di surau mengumandangkan azan, maka toa-toa segala rupa yang terpancang seperti antena itu begitu kemaruk memancar-luaskan gunjing, asung, dan pitanah, bahkan sekali-dua melepas umpat dan makian. Gema suara mereka bagai gendang irama gambus di musim helat, begitu semarak, begitu menyentak.
Langganan:
Postingan (Atom)