Rabu, 11 Mei 2011

PENULISAN MAKALAH




Oleh
Prof. Dr. Mukadis
Dr. Jamisten Situmorang


KOMPETENSI
Setelah mempelajari makalah ini peserta TOT diharapkan mampu:
1.    Menguasai karakteristik dan sistematika makalah
2.    Mengeksplorasi masalah, menetapkan tema, topik dan judul
3.    Menulis bagian pendahuluan
4.    Menulis bagian pembahasan
5.    Menulis bagian penutup




DESKRIPSI
Secara umum, struktur makalah terdiri atas tiga bagian, yaitu bagian pendahuluan yang memuat latar belakang, permasalahan, tujuan dan ruang lingkup. Bagian kedua, yaitu pemaparan isi makalah atau deskripsi gagasan dan pembahasan. Sedangkan bagian terakhir adalah bagian penutup, berisi simpulan, rekomendasi dan rujukan.
Agar relevan dengan karakteristik makalah, maka  penulisannya diurutkan mulai dari karakteritik makalah, sistematika penulisan makalah, pendekatan eksplorasi masalah, menetapkan dan merumuskan masalah, dan mengembangkan tema, topik dan judul. Selanjutnya juga dipaparkan teknik dalam penulisan latar belakang masalah, merumuskan masalah, tujuan, ruang lingkup, esensi dan kompilasi dalam mendeskripsikan dan atau menghubungkan faktor/variabel/fenomena sebagai reprentasi upaya pemecahan masalah, kemudian diakhiri dengan menjelaskan penulisan simpulan dan saran/rekomendasi
Menulis makalah merupakan salah satu bentuk pengembangan profesionalitas widyaiswara secara berkelanjutan, dan difungsikan untuk mengkomunikasikan gagasan teoritis maupun hasil penelitian, sehingga menjadi media strategis dalam pengembangan ipteks.


I. PENDAHULUAN
Tujuan utama mata diklat  penulisan makalah adalah pengembangan keterampilan dalam  penyusunan atau pembuatan makalah oleh widyaiswara. Membantu widyaiswara menjadi penulis makalah atau  pemakalah yang produktif, terbiasa menyusun makalah  dalam waktu yang relatif singkat. Makalah yang ditulis dapat berdasarkan hasil peneltian atau data yang diperoleh di lapangan, yang dikenal dengan makalah induktif dan atau makalah yang  berdasarkan hasil pengkajian teoritis, yang biasa disebut makalah deduktif. Agar widyaiswara terbiasa menulis makalah  dalam waktu relatif singkat dan memenuhi persyaratan karya tulis ilmiah, maka diperlukan latihan yang terus menerus.  
   Makalah sebagai karya tulis ilmiah disusun dengan mengikuti kriteria atau persyaratan yang berlaku universal. Ada kalanya panitia atau  pengguna makalah menambahkan persyaratan tertentu, seperti jumlah halaman, tata tulis dan bahasa yang digunakan dalam penulisan makalah. Makalah pada umumnya  disampaikan kepada kelompok atau masyarakat tertentu pada pertemuan ilmiah. Makalah tidak sama dengan artikel jurnal yang ditulis berdasarkan hasil penelitian. Akan tetapi hampir sama dengan artikel nonpenelitian. Perbedaan makalah dengan artikel nonpenelitian terletak pada abstrak dan kata kunci. Makalah tidak harus memuat abstrak dan kata kunci.
Makalah hendaknya menggambarkan tema, topik, judul dan rumusan masalah, yang dipaparkan pada bagian pendahuluan. Meskipun yang tertulis hanya judul makalah akan tetapi secara tersirat mengambarkan tema dan topik. Sementara di bagian berikutnya dideskripsikan gagasan yang ditawarkan dan pembahasan terhadap gagasan tersebut. Tema, topik bahkan judul adakalanya  disampaikan oleh pihak penyelenggara (semacam makalah pesanan). Penulisan makalah yang dibahas di sini adalah makalah secara umum, di mana penentuan tema, topik dan judul dilakukan sendiri oleh penulis.
Tujuan utama menulis makalah adalah untuk mengkomunikasikan suatu gagasan, pemikiran atau hasil kajian teoritis kepada orang lain. Sebelum membaca makalah, yang pertama ditanyakan adalah  apa inti gagasan yang disampaikan penulis dalam makalah tersebut. Gagasan dapat berupa cara pandang baru terhadap suatu persoalan, misalnya “model”, yaitu cara melakukan sesuatu, model mengajarkan anatomi tubuh manusia kepada siswa SD. Jika tidak ada gagasan (baru) yang hendak disampaikan, sebaiknya tidak dipaksakan menulis makalah. Penulis makalah yang produktif adalah mereka yang mempunyai gagasan kreatif. Sasaran yang dituju sebagai pembaca atau pengguna gagasan tersebut adalah masyarakat yang relevan.
Widyaiswara yang mempunyai gagasan “baru” dan disampaikan kepada guru, diharapkan dapat diterapkan dalam praktik pendidikan di sekolah. Penerapan gagasan tersebut diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah. Guru adalah pemakai atau pengguna gagasan tersebut. Misalnya, gagasan menilai hasil belajar dengan menggunakan komputer atau penilaian hasil belajar secara online. Mungkin gagasan tersebut telah lama berkembang di negara lain, kemudian diadaptasikan di sekolah di Indonesia dengan mengembangkan “software” yang dirancang untuk melakukan penilaian hasil belajar siswa secara langsung. Begitu selesai mengisikan jawaban terhadap pertanyaan yang disajikan lewat monitor komputer, siswa tersebut dapat segera mengetahui berapa pertanyaan yang dijawab dengan benar dan berapa yang salah serta berapa nilai yang diperoleh.
Gagasan melakukan penilaian hasil belajar secara online, mungkin mendapat sambuatan baik dari guru-guru, apabila hal tersebut menjadi masalah dalam tugas mereka. Misalnya karena guru sudah tidak punya waktu untuk mengoreksi ulangan siswa, apalagi tes hasil belajar dibuat dalam bentuk esay, yang pemeriksaannya membutuhkan banyak waktu. Kemudian perangkat komputer yang dibutuhkan untuk menerapkan penilaian berbasis online tersebut tersedia di sekolah. Jika tambahan keterampilan mengoperasikan komputer saja yang diperlukan oleh guru, karena software sudah disertakan penulis makalah tersebut, besar kemungkinan makalah tersebut menjadi sangat menarik bagi guru di sekolah.

II. PENULISAN MAKALAH
Sebelum menulis makalah perlu mengorganisir ide-ide pokok  atau bagian-bagian gagasan yang hendak ditulis. Ketika hendak membahas suatu tema, topik, atau masalah, kemungkinan penulis tertarik untuk membahas metode, cara, pendekatan, hasil penelitian, interpretasi atau barangkali hanya ringkasan hasil kajian teori yang dilakukan pakar. Setelah menetapkan tema, topik dan judul berikutnya adalah merumuskan permasalahan yang hendak dijawab dalam makalah tersebut. Misalnya, Mengapa sebagian besar widyaiswara tidak objektif dalam memberi nilai hasil belajar peserta diklat?
Berdasarkan permasalahan di atas, penulis dapat merumuskan judul makalah menjadi: Tingkat Objektivitas Penilaian Hasil Belajar Peserta Diklat  di P4TK X. Tema, topik makalah adalah “Objektivitas nilai hasil belajar peserta diklat”. Penulis dapat merumuskan masalah sebelum merumuskan judul makalah atau sebaliknya. Artinya setelah menetapkan tema dan topik dirumuskan judul makalah.  
1.   Judul Makalah

Judul makalah sebaiknya ditulis dalam bentuk kalimat positif atau pernyataan, singkat, jelas, informatif, sesuai dengan isi makalah dan maksimum terdiri dari 15 kata. Judul menggambarkan isi makalah secara tepat dan akurat. Judul makalah yang tidak lengkap akan membuat pembaca tidak  menangkap makna secara tepat. Makalah yang membahas masalah di daerah tertentu atau sistem yang berlaku pada   masyarakat khusus yang akan diterjemahkan ke dalam kelompok masyarakat lain hendaknya dituliskan nama daerah tempat study, yang dijadikan referensi penulisan makalah tersebut.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perumusan judul makalah:
·         Judul adalah yang terbanyak dibaca oleh pengguna, terdiri dari beberapa kata yang mewakili isi makalah. Judul juga penting bagi petugas pembuat indeks dan abstrak.
·         Judul merupakan rangkaian kata-kata yang tidak perlu mengikuti kaidah tatabahasa. Yang terpenting adalah pemilihan kata-kata tersebut harus mempunyai arti yang tepat.
·         Hindari penggunaan kata-kata yang tidak perlu pada judul makalah seperti Penelitian untuk ……, Observasi ……., Percobaan Pendahuluan untuk ……., …… beberapa ….., dan lain sebagainya. Kata-kata demikian dapat dihilangkan dan tidak akan  mengubah arti judul.
·         Hindari pemakaian singkatan, rumus, jargon dan hal serupa. Bila terpaksa digunakan maka harus ditulis lengkap, misalnya HCL harus ditulis asam klorida.
·         Penggunaan judul berseri dapat menyusahkan pembaca terutama bila salah satu nomor serinya tidak dapat terbit. Ini menyebabkan ketergantungan dari pembaca.
·         Hindari judul yang menggantung (antara judul dan sub-judul dipisahkan tanda : ). Judul tersebut mengandung kata atau tanda baca yang tidak diperlukan. Judul demikian serupa dengan judul berseri. Penggunaan judul semacam ini harus dihindarkan karena pada prinsipnya, artikel itu harus menyampaikan hasil penelitian yang independen.
·         Judul konvensional biasanya lebih bersifat indikatif daripada informatif. Judul demikian mengemukakan subyeknya bukan kesimpulannya dan biasanya dimulai dengan kata, misalnya : Pengaruh …………
2.   Penulis
Nama yang harus dicantumkan dalam makalah adalah nama penulis yang benar-benar mempunyai kontribusi substantif dalam kegiatan penyusunan makalah. Nama-nama penulis yang akan dicantumkan dalam makalah sebaiknya direncanakan sejak awal. Jumlah penulis setiap makalah memang tidak ada batasannya, namun ada yang berpendapat bahwa empat orang penulis dalam satu makalah sudah banyak. Nama penulis harus ditulis secara konsisten dengan ejaan sesuai keinginan penulis. Nama penulis yang hanya mempunyai satu suku kata, tidak ada persoalan dalam penulisan nama, namun penulis yang namanya terdiri dari dua suku kata atau lebih,  penulisan nama dalam makalah harus konsisten. Nama keluarga ditulis lengkap sedangkan nama depan dan tengahnya disingkat sesuai huruf depan nama tersebut dan ditulis dengan huruf besar. Penulisan nama orang Indonesia yang tidak menggunakan sistem marga belum ada.
Penulisannya tergantung keinginan penulis, mana yang akan ditulis lengkap dan mana yang akan disingkat. Bila nama depan dan tengah disingkat, dikhawatirkan akan sama dengan nama orang lain. Bila sudah ditetapkan cara penulisan nama, maka nama penulis itu harus selalu ditulis demikian dalam setiap makalahnya. Bagi penulis yang mempunyai nama dengan tiga suku kata dan nama depan serta tengahnya disingkat, maka penulisannya dalam setiap makalah adalah nama depan dan tengah yang disingkat dan diikuti nama terakhirnya yang ditulis lengkap. Hal ini penting terutama untuk penulisan pustaka serta pembuatan indeks oleh petugas yang berwenang. Gelar kesarjanaan, jabatan dan lain-lain tidak perlu dicantumkan dalam penulisan nama penulis.

3.   Alamat Penulis.
Institusi tempat penulis bekerja ditulis sesudah nama penulis. Tidak perlu ditulis dengan kata-kata widyaiswara pada instansi XYZ. Bila lebih dari satu penulis dalam satu makalah dan berasal dari institusi berbeda, alamatnya ditulis semua. Cara penulisannya menggunakan superskrip angka pada setiap nama yang ditulis setelah huruf terakhir dari nama tersebut. Penyantuman alamat penulis ini dimaksudkan untuk keperluan korespondensi. Mengingat institusi itu mudah dikenal maka dalam penyantuman alamatnya cukup ditulis nama institusi, nama kota, dan kode posnya. Bila ada reorganisasi atau perpindahan tempat kerja penulis, maka alamat lama masih tertera seperti biasa dan diberi catatan kaki tentang alamatnya sekarang dan untuk selanjutnya cukup ditulis alamatnya yang baru.

4.   Abstrak
Abstrak yang ditulia secara baik akan membantu pembaca memahami isi secara cepat dan akurat tanpa membaca keseluruhan makalah. Abstrak memuat tujuan utama dan ruang lingkup pembahasan  sesuai dengan judul. Abstrak terdiri dari satu paragrap yang menggambarkan keseluruhan isi, pendekatan,  hasil dan pembahasan serta simpulan. Abstrak ditulis setelah seluruh makalah selesai ditulis. Penggunaan kata secara efisien sangat diperlukan, tetapi kalimat harus ditulis lengkap. Abstrak tidak wajib dibuat dalam makalah, tidak seperti dalam artikel dan laporan penelitian.
5.   Pendahuluan

Pedoman penulisan makalah memuat unsur-unsur yang harus tercakup dalam pendahuluan makalah adalah latar belakang, ringkasan tinjauan pustaka yang berhubungan dengan gagasan yang disampaikan dalam makalah atau penelitian yang berkaitan dan pendekatan yang digunakan, serta keluaran yang diharapkan. Di bagian latar belakang dikemukakan mengenai pentingnya masalah, gagasan yang disampaikan. Di sini penting disebutkan secara jelas, apa masalahnya dan apa akibat yang ditimbulkan jika permasalahan tersebut tidak diatasi. Untuk mencari akar permasalahan dapat digunakan analisis pokok masalah.
Makalah yang ditulis berdasarkan fakta di lapangan atau hasil penelitian (makalah induktif), formatnya disesuaikan dengan ketentuan penerbit atau pengguna makalah tersebut. Sedangkan makalah yang dikembangkan atau ditulis berdasar kajian konseptual (makalah deduktif), secara umum, terdiri dari judul, abstrak (kalau ada), pendahuluan, bahan dan alat/metode, hasil dan pembahasan. Salah satu yang perlu dihindari dalam menulis makalah adalah penggunaan jargon dan akronim, misalnya mana yang lebih lebih tepat,  “kita melakukan tes untuk...”  atau “tes dilakukan untuk....”.
Bagian pendahuluan makalah dapat diawali dengan memperkenalkan literatur yang membahas permasalahan yang hendak ditulis. Kesalahan yang sering terjadi  dalam penulisan bagian pendahuluan adalah, penulis makalah membeberkan kegiatannya dan bidang studi yang digarapnya tanpa mendeskripsikan temuan utama. Di sini perlu latihan, penulis berupaya menuliskan bagian pendahuluan, di mana pembaca (dalam hal dapat minta tolong orang lain atau rekan kerja) tidak mengartikan makna yang berbeda dengan apa yang dimaksudkan penulis dalam bagian pendahuluan yang telah ditulis. Pertama, teks bagian pendahuluan makalah ditulis tanpa banyak merujuk sehingga mudah dibaca (tanpa harus memaksa pembaca mencari seperti yang disampaikan dalam rujukan). Rujukan dituliskan pada bagian akhir kalimat atau paragrap untuk mengingatkan pembaca bahwa gagasan tersebut dirujuk dari penulis lain. Pembaca tidak diinteruspsi dan dipaksakan harus mengikuti alur berpikir penulis. Perlu diingat bahwa, tidak semua makalah mencantumkan nama penulis yang dirujuk, adakalanya hanya mencantumkan notasi saja, yang kemudian baru di bagian belakalang dilengkapi dengan nama lengkap dan judul buku yang dirujuk. Ini sangat tergantung dengan sistim penulisan rujukan yang diikuti.
          Fungsi bagian pendahuluan dari makalah adalah untuk menyampaikan esensi apa yang dibahas dalam makalah, mengapa topik tersebut perlu dibahas, dan setelah itu dirumuskan, berikutnya adalah merumuskan ruang lingkup dan tujuan pembahasan. Hindari menuliskan bagian pendahuluan makalah dalam bentuk pointer, sebaiknya ditulis dalam bentuk prase. 
Bagian pendahuluan makalah sebaiknya tidak lebih dari dua halaman (dua spasi), karena terlalu panjang  bagian pendahuluan akan membuat pembaca malas membacanya. Bagian pendahuluan dimaksudkan untuk menjelaskan kepada pembaca tentang rasional di belakang gagasan yang dikemukakan dalam makalah tersebut, atau urgensi alasan penulis membahas topik. Ini menunjukkan cara kerja penulis dalam konteks teori sehingga pembaca mengapresiasi tujuan penulisan makalah tersebut. Perlu diperhatikan dua hal:
  • Pembaca tidak perlu  disuguhi apa saja yang diketahui oleh penulis makalah tentang topik yang dibahasnya;
  • Buatlah paragrap yang logis, yang dapat menjelaskan alasan secara teoritis maupun dari aspek praktis.
6.    Alat, Bahan dan Metode
Bagian ini dimaksudkan memberikan penjelasan tentang alat, bahan dan metode yang digunakan oleh penulis. Bagian ini perlu bagi penulis makalah di bidang sains dan teknologi atau makalah yang  disusun berdasarkan hasil penelitian yang bersifat eksperimental. Makalah yang ditulis berdasarkan percobaan atau hasil penelitian dalam bidang sains menggunakan alat, bahan  dan metode. Pembaca yang hendak membuktikan hasil atau temuan-temuan yang disampaikan dalam makalah dapat di cek ulang dengan  mengulangi percobaan tersebut. Agar percobaan tersebut sama dengan yang dilakukan penulis makalah,  perlu dituliskan langkah-langkah, alat, bahan dan metode  yang dilakukan penulis untuk mendapatkan hasil percobaan tersebut.
          Tidak ada batasan halaman, yang perlu diperhatikan adalah bahwa pembaca hanya akan tertarik pada formula dan prosedur tertentu, secara spesifik...materi dan metode dapat dituliskan secara terpisah..makalah dalam bidang sains yang menggunakan metode dalam melaksnakan eksperimen harus dijelaskan secara rinci sehingga pembaca dapat melakukan atau melakukan percobaan yang sama dengan prosedur yang tepat.
    Bagian berikutnya adalah mendeskripsikan hasil, temuan atau gagasan inti berdasarkan permasalahan. Makalah berdasarkan hasil penelitian, dalam mendeskripsikan hasil dan temuan-temuan dapat dibantu dengan gambar dan tabel (kalau ada), yang menjadi alat bantu penyajian data. Hal yang perlu diperhatikan dalam penyajian data, dibuat sederhana dan jelas, tetapi jangan menuliskan, “sudah jelas sebagaimana tergambar dalam Gambar 1, “bahwa burung mempunyai habitat yang sangat kompleks”. Akan lebih baik misalnya ditulis, “Burung mempunyai habitat yang sangat bervariasi (Gmbar 1)”.  Sedapat mungkin tidak terlalu sederhana. Jangan mengharapkan pembaca yang akan memperjelas atau memperluas sendiri dari data yang dicantumkan. Lebih baik ditulis saja di dalam hasil secara lengkap dengan memberi penjelasan di bawah tabel atau gambar.

7.   Pembahasan
Bagian ini merupakan pembahasan terhadap prinsip-prinsip atau temuan yang telah disajikan atau didukung, kesimpulan apa yang dapat dibuat, bagaimana temuan atau gagasan  yang dikemukakan penulis makalah dibandingkan dengan gagasan orang lain. Bagaimana pencapaian tujuan penulisan makalah yang dibuat dibagian pendahuluan, apakah sudah terjawab permasalahan yang dihadapi? Bagaimana temuan atau hasi penelitian dikaitkan dengan pengalaman kerja sebelumnya dan apakah ada implikasinya baik secara teoritis maupun praktis  terhadap pekarjaan penulis.
Tujuan pembahasan adalah memberikan interpretasi terhadap gagasan dan untuk mendukung kesimpulan yang dikemukakan penulis.  Memberikan bukti-bukti dari pengalaman atau eksperimen yang telah diakui secara ilmiah. Bukti-bukti tersebut sebaiknya dideskripsikan secara jelas. Menginterpretasikan data dalam pembahasan dengan kedalaman yang memadai. Ini berarti, penulis perlu menjelaskan phenomena, mekanismenya dan bagaimana hal tersebut dapat diamati. Jika hasil yang diperoleh berbeda dengan yang diharapkan, dijelaskan mengapa hal tersebut terjadi. Jika gagasan yang dikemukakan sesuai atau didukung teori dan terbukti aplatif untuk mengatasi permasalahan juga perlu dijelaskan dalam pembahasan.
Pembahasan sebaiknya konsisten dengan hasil atau gagasan yang telah dikemukakan pada bagian sebelumnya. Dapat merujuk data yang disajikan secara ringkas, yang dimaksudkan untuk mendukung pembahasan tetapi sebaiknya tidak membuat kesimpulan baru, walaupun itu yang secara secara langsung untuk mendukung gagasan yang dikemukakan. Pembahasan ditujukan untuk  mengupas esensi temuan atau hasil atau gagasan yang dikemukan. Sebaiknya tidak membiarkan pembaca berpikir sendiri, “ So what gitu lho?”.  Bagian pembahasan diakhiri ringkasan atau simpulan. 

8.   Rujukan
Penulis makalah, kemungkinan mengemukakan gagasan atau informasi yang bersumber dari makalah atau karya tulis ilmiah orang lain. Tentu hal itu harus dihargai dan diakui dengan menuliskan sumber-sumber tersebut. Semua rujukan berupa literatur sebaiknya diikuti dengan sumber-sumber informasi yang dirujuk, misalnya, "A drop in dissolved oxygen under similar conditions has been demonstrated before (Norris, l986)."
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan makalah:
a.    Makalah ditulis berfokus pada kebutuhan pembaca bukan pada keinginan penulis. Penulis  ada kalanya lebih menuruti keinginannya pribadi dari pada  yang diinginkan pembaca. Sebaiknya penulis menuliskan poin-poin yang diketahui tentang tema dan topik, tetapi lupa apakah hal itu diperlukan oleh pembaca atau tidak.
b.    Menyadari tingkat pengetahuan pembaca, siapa pembaca makalah yang ditulis? Jika penulis memperkenalkan konsep “tingkat tinggi”, perlu diingat tingkat pemahaman pembaca teradap istilah dan konsep yang dikemukakan tersebut dalam makalah tersebut, biar “nyambung”.

Daftar Rujukan
Ambrose, H. W., III. and K. P. Ambrose. 1995. A Handbook of Biological Investigation. 5th ed. Winston-Salem, NC: Hunter Textbooks, Inc.
Day, R. A. 1983. How to Write and Publish a Scientific Paper. 2nd Edition. Philadelphia, Pennsylvania, USA: ISI Press, McMillan.
Victoria E. 1988. Writing Papers in the Biological Sciences. New York,   USA: St. Martin’s Press, Inc.
Neter, E., P. L. Altman, M. W. Burgan, N. H. Holmgren, G. Pollock, E. M. Zipf. 1983. CBE Style Manual: A Guide for Authors, Editors, and Publishers in the Biological Sciences. 5th Edition. Bethesda, Maryland, USA: Council of Biology Editors, Inc.
Woodford, F. P., (Ed). 1986. ScientiÞc Writing for Graduate Students: A Manual on the Teaching of ScientiÞc Writing. Committee on Graduate Training in ScientiÞc Writing.  Bethesda, Maryland, USA: Council of Biology Editors, Inc.

0 komentar:

Posting Komentar